Senin, 30 November 2015

Makalah Usaha Kecil Menengah Pada Pabrik Tahu

TEORI ORGANISASI UMUM II

USAHA KECIL MENGENGAH (UKM) PADA PABRIK TAHU

FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
JURUSAN SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA


KELOMPOK 1
 2KA06
PTA 2015/2016
KETUA KELOMPOK           :                                                                      NPM
1.)    M. Yoni W.                                                                                               16114264
ANGGOTA KELOMPOK    :                                                                                   NPM
2.)                Abdurrahman Aziz                                                                         10114061
3.)                Adi Supriyadi                                                                                  10114246
4.)                Aji Saputro                                                                                      10114679
5.)                Bagus Putra Nata                                                                            12114000
6.)                Denny Fernando                                                                             1C114872
7.)                Dessy Resmaliasari                                                                         12114770
8.)                Enggar Triyasto P.                                                                          13114578
9.)                Fikri Ardiansyah                                                                             14114214
10.)                        Friendly Nur Shakti                                                                        14114391
11.)                        Haniel Zefanya                                                                               14114751
12.)                        Reyhan Pradipta                                                                             19114128
13.)                        Siti Kardiyanti Sukma                                                                    1A114359

KATA PENGANTAR
            Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah mengenai Usaha Kecil Menengah. Dalam penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas pada mata kuliah Teori Organisasi Umum II.
            Dalam pembuatan makalah ini saya mendapatkan bahan dari narasumbernya langsung dan dari media sosial. Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya, kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna untuk itu kami menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan ke arah kesempurnaan. Akhir kata kami ucapkan terimakasih
          Depok, Oktober 2015
                                   
                        Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
               Tahu merupakan salah satu produk dari komoditas usaha kecil menengah berbahan baku kedelai (Glycine sp) yang banyak dijumpai di beberapa daerah. Mulai dari perkotaan sampai di pedesaan industri pembuatan tahu mulai dikembangkan. Hal ini disebabkan proses produksi tahu yang cukup sederhana, ditambah lagi pemerintah juga memberikan ruang bagi masyarakat untuk membuka dan mengembangkan usaha produksi tahu skala  kecil dan menengah.
               Salah satunya Usaha Kecil Menengah pada Pabrik Tahu. Banyaknya pengusaha atau perusahaan tahu yang berkembang memberi dampak positif, yaitu mampu mencukupi permintaan pasar yang terus naik dari waktu ke waktu, Membuka lapangan kerja sekitar lingkungan pabrik tahu memperkecil angka pengangguran.
1.2   Rumusan Masalah
Dari uraian di atas timbul beberapa pokok permasalahan berkaitan dengan usaha Pabrik Tahu ini, yaitu:
1.)   Sejak kapan Usaha Kecil Menengah (UKM) ini berdiri?
2.)   Bagaimana caranya mempertahankan kualitas bahan mentah?
3.)   Apa Motivasi sang pengusaha membangun UKM ini?
1.3   Tujuan
1.)   Mengetahui bagaimana menjalankan usaha kecil menengah dengan baik dan                     benar.
2.)   Mengetahui proses pembuatan tahu itu sendiri
3.)   Mengetahui berapa banyak keinginan konsumen pada poduk tahu
1.4 Manfaat Penellitian
Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah :
1.    Bermanfaat sebagai proses pembelajaran mengenai berwirausaha
2.    Menambah pengetahuan dari proses awal pembuatan tahu yang berbahan dasar     kacang kedelai.
3.    Bermanfaat sebagai pembelajaran mewawancara dengan pelaku wirausaha
4.    Menambah wawasan dan menginspirasi dari pelaku wirausaha

BAB II
PENGERTIAN
2.1  DEFINISI UKM
Usaha Kecil dan Menengah disingkat UKM adalah sebuah istilah yang mengacu ke jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Dan usaha yang berdiri sendiri. Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah: “Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.”
2.2 JENIS-JENIS USAHA KECIL MENENGAH
Ada 3 jenis usaha yang bisa dilakukan oleh UKM untuk menghasilkan laba. Ketiga jenis usaha tersebut adalah : 

1.) Usaha Manufakur (Manufacturing Business) 

     Yaitu usaha yang mengubah input dasar menjadi produk yang bisa dijual kepada konsumen. Kalau anda bingung, contohnya adalah konveksi yang menghasilkan pakaian jadi atau pengrajin bambu yang menghasilkan mebel, hiasan rumah, souvenir dan sebagainya. 

  2.)  Usaha Dagang (Merchandising Business) 

     Adalah usaha yang menjual produk kepada konsumen. Contohnya adalah pusat jajanan   tradisional yang menjual segala macam jajanan tradisional atau toko kelontong yang menjual semua kebutuhan sehari-hari. 

  3.)  Usaha Jasa (Service Business) 

     Yakni usaha yang menghasilkan jasa, bukan menghasilkan produk atau barang untuk konsumen. Sebagai contoh adalah jasa pengiriman barang atau warung internet (warnet) yang menyediakan alat dan layanan kepada konsumen agar mereka bisa browsing, searching, blogging atau yang lainnya.

2.3  CONTOH-CONTOH USAHA MENENGAH

Dari uraian di atas timbul beberapa pokok permasalahan berkaitan dengan usaha tahu ini, yaitu:

1) Usaha pertanian, peternakan, perkebunan, kehutanan skala menengah. 

2) Usaha perdagangan (grosir) termsuk ekspor dan impor 

3) Usaha jasa EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut), garment dan jasa transportasi taxi dan bus antar provinsi. 

4) Usaha industri makanan dan minuman, elektronok dan logam. 
5) Usaha pertambangan batu gunung untuk kontruksi dan marmer buatan.

BAB III
PEMBAHASAN


3.1 BIOGRAFI

            Nama Perusahaan        : Pabrik Tahu AS
            Pemilik                        : Bapak Warsito
Alamat                        : Kampung Rawakalong RT001/10 Kelurahan Grogol Kecamatan                                                     Limo, Kota Depok
Tahun berdiri               : 2001
Jumlah Karyawan       : 40 Karyawan
3.2 HASIL KUNJUNGAN
Gambar diatas adalah Pabrik Tahu AS yang dimiliki oleh Bapak Warsito, telah berdiri dari tahun 2001 sampai sekarang, jadi sudah berjalan selama kurang lebih 14 tahun. Kegiatan dari pabrik ini adalah melakukan pembuatan makanan pokok yaitu tahu dengan bahan dasar kedelai hasil impor dari USA yang di impor tiap 2 minggu sekali.
Dalam menjalankan usahanya ini Bapak Warsito menghasilkan kurang lebih 500 buah tahu tiap hari tergantung dari pesanan yang diterima. 
Gambar 1.2 Kacang kedelai
Pada gambar 1.2 adalah kacang kedelai yang merupakan bahan dasar dari pembuatan tahu sendiri.









Gambar 1.3 Tahu yang sudah jadi
Pada gambar 1.3 merupakan tahu yang sudah jadi setelah melewati proses yang panjang
3.2.1 Produksi yang dihasilkan
Produk yang dihasilkan dari Pabrik Tahu AS antara lain:
·         Tahu Cina
·         Tahu Potong (Tahu putih)
·         Tahu Goreng (Tahu Coklat)
3.2.2 Pangsa Pasar dan Porsi Penjualan
Dalam pangsa pasar, konsumen dari tahu ini sendiri adalah pedagang sayur, ibu rumah tangga, dan pedagang pasar. Porsi penjualan juga tergantung dari banyaknya pesanan. Pabrik rumahan ini juga membutuhkan sekitar 1,8 ton kedelai untuk menghasilkan 500 tahu tiap harinya yang akan diedarkan atau siap dijual ke pangsa pasar.
3.2.3 Harga Jual
·         Tahu Cina       : Rp 2.500 /tahu
·         Tahu Potong   : Rp 500/potong
·         Tahu coklat     : Rp 1000/potong
3.2.4 Pemasaran
Bisa langsung dibeli dari pabrik dengan harga relative terjangkau, dan lewat pesanan yang diterima.
3.2.5 Cara Jual
Satuan atau eceran bisa juga dalam bentuk banyak(partai), biasanya dalam bentuk partai ini akan dijual kembali di pasar.
3.2.6 Penghasilan
Laba yang di dapat oleh Bapak Warsito dalam penjualan tahu ini bisa mendapatkan keuntungan sekitar 2-3 juta dalam satu hari, itu untuk keuntungan eceran dari pabrik.
3.3 PROSES PEMBUATAN TAHU DI PABRIK TAHU AS
3.3.1 Bahan Baku:
1        Kacang kedelai
2        Air
3        Garam
4        Cuka
3.3.2 Alat yang diperlukan:
      1    Bak untuk perendaman kacang
      2    Mesin giling
      3    Mesin molen
      4    Tempat perebusan
      5    Kain saring
      6    Kain bungkus
      7    Alat cetak
      8    Mesin ketel
      9    Bahan bakar kayu
     10   Tempat bak untuk menampung hasil rebusan
3.3.3 Cara Pembuatan:
Gambar 1.4 terlihat kacang sedang direndam dalam bak penampungan +/- selama 3 jam
Setelah direndam, kemudian dicuci sampai bersih atau membersihkan kulit ari kedelai yang sudah direndam tadi.



Gambar 1.5 kacang kedelai yang sudah bersih siap digiling dengan menggunakan mesin giling.
















Gambar 1.6 hasil penggilingan diperas dengan menggunakan mesin molen sampai semua sarinya terambil. Dari hasil pemerasan akan diperoleh ampas tahu dan sari kacang kedelai. Ampas tahu dapat digunakan untuk pakan ternak dan bisa juga untuk oncom, sedangkan sari kacang kedelai adalah bahan yang digunakan untuk pembuatan tahu









Gambar 1.7 setelah sari kacang kedelai direbus selama 1 jam dan ditaruh di dalam wadah, kemudian disaring secara manual menggunakan kain saring yang berwarna merah. Lalu diberi cuka dan gara. Cuka ini berfungsi untuk membantu proses penggumpalan pada sari kedelai, selain cuka bisa menggunakan jeruk nipis sebagai alternative lain. sedangkan garam berfungsi untuk memberi perasa.

Gambar 1.8 Proses penggumpalan     karena pemberian cuka pada sari        kedelai















Gambar 1.9 kemudian disendok, dibungkus menggunakan kain, lalu selanjutnya dicetak sesuai pesanan.
Gambar 1.10 proses penggorengan tahu coklat


















Gambar 1.11 setelah airnya tiris, barulah kain pembungkus bisa dibuka dan tahu ditaruh di dalam bak berisi air dan siap untuk dipasarkan.
Gambar 1.12 gambar diatas adalah transaksi kelompok kami dalam pembelian tahu di lokasi

BAB IV
PENUTUP
4.1     Kesimpulan
            Hasil dari observasi UKM yang kami lakukan yaitu Pabrik Tahu AS ini menjual 3 macam produk tahu yang berbeda bentuk dan warnanya. Produk tahu ini merupakan kebutuhan primer manusia atau kebutuhan pokok sebagai bahan pangan. Pabrik tahu AS ini menjual tahu dari bahan dasar kedelai pilihan yang diimpor dari USA setiap 2 minggu sekali sehingga hasil yang didapatkan adalah tahu yang berkualitas terbaik. Pabrik tahu AS ini untuk pemasaran penjualannya memiliki kisaran harga yang terjangkau bagi masyarakat yang ingin mengkonsumsinya, dari mulai harga Rp 1.500,00/buah hingga harga Rp 2.000,00/buah. Omset keuntungan yang didapatkan oleh pabrik tahu AS mencapai kurang lebih 2jt sampai 3jt perhari.
4.2       Saran
            Saran untuk Pabrik Tahu As milik Bapak Warsito yaitu agar meningkatkan lagi kualitas dan macam macam dari produk tahu yang dihasilkan, mungkin dengan menginovasikan produksi tahu selain berwarna putih dan coklat dapat diolah lagi tahu berbentuk atau berwarna lainnya agar tidak kalah persaingan dengan pabrik tahu lainnya. Saat ini persaingan perdagangan semakin kompetitif dan semakin meningkat.  Selain produksinya yang ditambahkan maka untuk pelayanan, fasilitas, kenyamanan, kebersihan, kehigienisan dan kenikmatan dari produknya harus ditingkatkan agar konsumen merasa puas dan nyaman. Untuk pemasaran diberbagai toko pun harus ditingkatkan agar lebih banyak lagi produksi tahu dalam perhari.

Senin, 05 Januari 2015

BAB 7 Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan

Pengertian Masyarakat
Berikut di bawah ini adalah beberapa pengertian masyarakat dari beberapa ahli sosiologi dunia.
1. Menurut Selo Sumardjan masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.
2. Menurut Karl Marx masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi.
3. Menurut Emile Durkheim masyarakat merupakan suau kenyataan objektif pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya.
4. Menurut Paul B. Horton & C. Hunt masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia tersebut.


Syarat-syarat menjadi masyarakat
1.      Harus ada pengumpulan manusia, dan harus banyak, bukan pengumpulan binatang
2.      Telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama disuatu daerah tertentu
3.      Adanya aturan-aturan atau undang-undang yang mengatur mereka untuk menuju
          pada kepentingan dan tujuan bersama.


Pengertian Masyarakat Perkotaan
Masyarakat perkotaan sering disebut urban community. Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.
Tipe Masyarakat
Dipandang dari cara terbentuknya, masyarakat dapat dibagi dalam :
masyarakat paksaan, misalnya Negara, masyarakat tawanan, dan lain-lain
masyarakat merdeka, yang terbagi dalam :
masyarakat nature, yaitu masyarakat yang terjadi dengan sendirinya, seperti gerombolan, suku, yagn bertalian dengan hubungan darah atau keturunan
masyarakat kultur, yaitu masyarakat yang terjadi karena kepentingan keduniaan atau kepercayaan, misalnya koperasi, kongsi perekonomian, gereja dan sabagainya
Ciri-ciri masyarakat kota

Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat perkotaan, yaitu :
a.) Kehidupan keagamaannya berkurang, kadangkala tidak terlalu dipikirkan karena

      memang  kehidupan yang cenderung kearah keduniaan saja.
b.) Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus berdantung
      pada  orang lain (Individualisme).
c.) Pembagian kerja diantara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai
      batas-batas yang nyata.
d.) Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh
      warga kota.
e.) Jalan kehidupan yang cepat dikota-kota, mengakibatkan pentingnya faktor waktu bagi
      warga kota, sehingga pembagian waktu yang teliti sangat penting, intuk dapat mengejar
      kebutuhan-kebutuhan seorang individu.
f.) Perubahan-perubahan tampak nyata dikota-kota, sebab kota-kota biasanya terbuka
     dalam menerima pengaruh-pengaruh dari luar.


Perbedaan antara masyarakat perkotaan dan perdesaan
Dalam masyarakat modern, sering dibedakan antara masyarakat pedesaan (rural community) dan masyarakat perkotaan (urban community). Menurut Soekanto (1994), per-bedaan tersebut sebenarnya tidak mempunyai hubungan dengan pengertian masyarakat sederhana, karena dalam masyarakat modern, betapa pun kecilnya suatu desa, pasti ada pengaruh-pengaruh dari kota. Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan, pada hakekatnya bersifat gradual.
Kita dapat membedakan antara masya-rakat desa dan masyarakat kota yang masing-masing punya karakteristik tersendiri. Masing-masing punya sistem yang mandiri, dengan fungsi-fungsi sosial, struktur serta proses-proses sosial yang sangat berbeda, bahkan kadang-kadang dikatakan “berlawanan” pula. Perbedaan ciri antara kedua sistem tersebut dapat diungkapkan secara singkat menurut Poplin (1972) sebagai berikut:

Warga suatu masyarakat pedesaan mempunyai hubungan yang lebih erat dan lebih mendalam ketimbang hubungan mereka dengan warga masyarakat pedesaan lainnya. Sistem kehidupan biasanya berkelompok atas dasar sistem kekeluargaan (Soekanto, 1994). Selanjutnya Pudjiwati (1985), menjelaskan ciri-ciri relasi sosial yang ada di desa itu, adalah pertama-tama, hubungan kekerabatan.

Sistem kekerabatan dan kelompok kekerabatan masih memegang peranan penting. Penduduk masyarakat pedesaan pada umumnya hidup dari pertanian, walaupun terlihat adanya tukang kayu, tukang genteng dan bata, tukang membuat gula, akan tetapi inti pekerjaan penduduk adalah pertanian. Pekerjaan-pekerjaan di samping pertanian, hanya merupakan pekerjaan sambilan saja .

Golongan orang-orang tua pada masyarakat pedesaan umumnya memegang peranan penting. Orang akan selalu meminta nasihat kepada mereka apabila ada kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Nimpoeno (1992) menyatakan bahwa di daerah pedesaan kekuasaan-kekuasaan pada umumnya terpusat pada individu seorang kiyai, ajengan, lurah dan sebagainya.

Ada beberapa ciri yang dapat dipergunakan sebagai petunjuk untuk membedakan antara desa dan kota. Dengan melihat perbedaan perbedaan yang ada mudah mudahan akan dapat mengurangi kesulitan dalam menentukan apakah suatu masyarakat dapat disebut sebagi masyarakat pedeasaan atau masyarakat perkotaan.

Ciri ciri tersebut antara lain :

1) jumlah dan kepadatan penduduk
2) lingkungan hidup
3) mata pencaharian
4) corak kehidupan sosial
5) stratifiksi sosial
6) mobilitas sosial
7) pola interaksi sosial
8) solidaritas sosial
9) kedudukan dalam hierarki sistem administrasi nasional

Hubungan perdesaan dan perkotaan
a). Urbanisasi dan Urbanisme

Dengan adanya hubungan Masyarakat Desa dan Kota yang saling ketergantungan dan saling membutuhkan tersebut maka timbulah masalah baru yakni ; Urbanisasi yaitu suatu proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dapat pula dikatakan bahwa urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan. (soekanto,1969:123 ).

b) Sebab-sebab Urbanisasi

1.) Faktor-faktor yang mendorong penduduk desa untuk meninggalkan daerah
kediamannya  (Push factors)
2.) Faktor-faktor yang ada dikota yang menarik penduduk desa untuk pindah dan menetap
dikota (pull factors)

Hal – hal yang termasuk push factor antara lain :

a. Bertambahnya penduduk sehingga tidak seimbang dengan persediaan lahan pertanian,
b. Terdesaknya kerajinan rumah di desa oleh produk industri modern.
c. Penduduk desa, terutama kaum muda, merasa tertekan oleh oleh adat istiadat yang ketat
sehingga mengakibatkan suatu cara hidup yang monoton.
d. Didesa tidak banyak kesempatan untuk menambah ilmu pengetahuan.
e. Kegagalan panen yang disebabkan oleh berbagai hal, seperti banjir, serangan hama,
kemarau panjang, dsb. Sehingga memaksa penduduk desa untuk mencari penghidupan
lain dikota.

Hal – hal yang termasuk pull factor antara lain :

a. Penduduk desa kebanyakan beranggapan bahwa dikota banyak pekerjaan dan lebih

    mudah untuk mendapatkan penghasilan
b. Dikota lebih banyak kesempatan untuk mengembangkan usaha kerajinan rumah menjadi
    industri kerajinan.
c. Pendidikan terutama pendidikan lanjutan, lebih banyak dikota dan lebih mudah didapat.
d. Kota dianggap mempunyai tingkat kebudayaan yang lebih tinggi dan merupakan tempat
    pergaulan dengan segala macam kultur manusianya.
e. Kota memberi kesempatan untuk menghindarkan diri dari kontrol sosial yang ketat atau
    untuk mengangkat diri dari posisi sosial yang rendah ( Soekanti, 1969 : 124-125 ).


Aspek positif dan aspek negatif

Aspek negatif dan aspek positif dari perbedaan Masyarakat perkotaan dan Perdesaan :
NEGATIF :
Kadang terjadi saling ejek antara kedua jenis masyarakat ini
Karena pendidikan masyarakat perkotaan lebih maju , terkadang masyarakat perkotaan merendahahkan masyarakat perdesaan
Tidak terjadinya kesinambungan perkembangan ekonomi
POSITIF :
Kedua elemen ini jika bisa bersatu akan bisa menimbulkan kekuatan hebat , di antaranya masyarakat perkotaan yang ikut serta mempromosikan hasil kerajinan/pertanian masyarakat perdesaan .Pengertian desa

a. Pengertian desa/pedesaan

Yang dimaksud dengan desa menurut Sutardjo Kartodikusuma mengemukakan sebagai berikut: Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan tersendiri.

Menurut Bintaro, desa merupakan perwujudan atau kesatuan goegrafi ,sosial, ekonomi, politik dan kultur yang terdapat ditempat itu (suatu daerah), dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain.

Sedang menurut Paul H. Landis :Desa adalah pendudunya kurang dari 2.500 jiwa. Dengan ciri ciri sebagai berikut :

a) mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.
b) Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan
c) Cara berusaha (ekonomi)adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam seperti : iklim, keadaan alam ,kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.

Dalam kamus sosiologi kata tradisional dari bahasa Inggris, Tradition artinya Adat istiadat dan kepercayaan yang turun menurun dipelihara, dan ada beberapa pendapat yang ditinjau dari berbagai segi bahwa, pengertian desa itu sendiri mengandung kompleksitas yang saling berkaitan satu sama lain diantara unsur-unsurnya, yang sebenarnya desa masih dianggap sebagai standar dan pemelihara sistem kehidupan bermasyarakat dan kebudayaan asli seperti tolong menolong, keguyuban, persaudaraan, gotong royong, kepribadian dalam berpakaian, adat istiadat , kesenian kehidupan moral susila dan lain-lain yang mempunyai ciri yang jelas.

Dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 disebutkan pengertian desa sebagai kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah, yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam system pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dari defenisi tersebut, sebetulnya desa merupakan bagian vital bagi keberadaan bangsa Indonesia. Vital karena desa merupakan satuan terkecil dari bangsa ini yang menunjukkan keragaman Indonesia. Selama ini terbukti keragaman tersebut telah menjadi kekuatan penyokong bagi tegak dan eksisnya bangsa. Dengan demikian penguatan desa menjadi hal yang tak bisa ditawar dan tak bisa dipisahkan dari pembangunan bangsa ini secara menyeluruh.

Memang hampir semua kebijakan pemerintah yang berkenaan dengan pembangunan desa mengedepankan sederet tujuan mulia, seperti mengentaskan rakyat miskin, mengubah wajah fisik desa, meningkatkan pendapatan dan taraf hidup masyarakat, memberikan layanan social desa, hingga memperdayakan masyarakat dan membuat pemerintahan desa lebih modern. Sayangnya sederet tujuan tersebut mandek diatas kertas.

Karena pada kenyataannya desa sekedar dijadikan obyek pembangunan, yang keuntungannya direguk oleh actor yang melaksanakan pembangunan di desa tersebut : bisa elite kabupaten, provinsi, bahkan pusat. Di desa, pembangunan fisik menjadi indicator keberhasilan pembangunan.

Karena itu, Program Pengembangan Kecamatan (PPK) yang ada sejak tahun 2000 dan secara teoritis memberi kesempatan pada desa untuk menentukan arah pembangunan dengan menggunakan dana PPK, orientasi penggunaan dananyapun lebih untuk pembangunan fisik.

Bahkan, di Sumenep (Madura), karena kuatnya peran kepala desa (disana disebut klebun) dalam mengarahkan dana PPK untuk pembangunan fisik semata, istilah PPK sering dipelesetkan menjadi proyek para klebun.

Menyimak realitas diatas, memang benar bahwa yang selama ini terjadi sesungguhnya adalah “Pembangunan di desa” dan bukan pembangunan untuk, dari dan oleh desa. Desa adalah unsur bagi tegak dan eksisnya sebuah bangsa (nation) bernama Indonesia.

Kalaupun derap pembangunan merupakan sebuah program yang diterapkan sampai kedesa-desa, alangkah baiknya jika menerapkan konsep :”Membangun desa, menumbuhkan kota”. Konsep ini, meski sudah sering dilontarkan oleh banyak kalangan,
tetapi belum dituangkan ke dalam buku yang khusus dan lengkap. Inilah tantangan yang harus segera dijawab.

Ciri-ciri masyarakat desa
Ciri-ciri Masyarakat desa (karakteristik)
Dalam buku Sosiologi karangan Ruman Sumadilaga seorang ahli Sosiologi “Talcot Parsons” menggambarkan masyarakat desa sebagai masyarakat tradisional (Gemeinschaft) yang mebngenal ciri-ciri sebagai berikut :

a. Afektifitas ada hubungannya dengan perasaan kasih sayang, cinta , kesetiaan dan
kemesraan. Perwujudannya dalam sikap dan perbuatan tolong menolong, menyatakan
simpati terhadap musibah yang diderita orang lain dan menolongnya tanpa pamrih.
b. Orientasi kolektif sifat ini merupakan konsekuensi dari Afektifitas, yaitu mereka
mementingkan kebersamaan , tidak suka menonjolkan diri, tidak suka akan orang yang
berbeda pendapat, intinya semua harus memperlihatkan keseragaman persamaan.
c. Partikularisme pada dasarnya adalah semua hal yang ada hubungannya dengan
keberlakuan khusus untuk suatu tempat atau daerah tertentu. Perasaan subyektif,
perasaan kebersamaan sesungguhnya yang hanya berlaku untuk kelompok tertentu
saja.(lawannya Universalisme)
d. Askripsi yaitu berhubungan dengan mutu atau sifat khusus yang tidak diperoleh
berdasarkan suatu usaha yang tidak disengaja, tetapi merupakan suatu keadaan yang
sudah merupakan kebiasaan atau keturunan.(lawanya prestasi).
e. Kekabaran (diffuseness). Sesuatu yang tidak jelas terutama dalam hubungan antara
pribadi tanpa ketegasan yang dinyatakan eksplisit. Masyarakat desa menggunakan bahasa
tidak langsung, untuk menunjukkan sesuatu. Dari uraian tersebut (pendapat Talcott
Parson) dapat terlihat pada desa-desa yang masih murni masyarakatnya tanpa pengaruh
dari luar.


Fungsi external kota
Kota secara internal pada hakekatnya merupakan suatu organisme, yakni kesatuan integral dari tiga komponen meliputi penduduk, kegiatan usaha dan wadah. Ketiganya saling terkait, pengaruh mempengaruhi, oleh karenanya suatu pengembangan yang tidak seimbang antra ketiganya, akan menimbulkan kondisi kota yang tidak positif, antara lain semakin menurunnya kualitas hidup masyarakat kota. Dengan kata lain, suatu perkembangan kota harus mengarah paa penyesuaian lingkungan fisik ruang kota dengan perkembangan sosial dan kegiatan usaha masyarakat kota.
Di pihak lain kota mempunya juga peranan/fungsi eksternal, yakni seberapa jauh fungsi dan peranan kota tersebut dalam kerangka wilayah atau daerah-daerah yang dilingkupi dan melingkupinya, baik dalam skala regional maupun nasional. Dengan pengertian ini diharapkan bahwa suatu pembangunan kota tidak mengarah pada suatu organ tersendiri yang terpisah dengan daerah sekitarnya, karena keduanya saling pengaruh mempengaruhi.
Ciri-ciri desa
1.      Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antra ribuan jiwa
2.      Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukuaan terhadap kebiasaan
3.      Cara berusaha (ekonomi) aalah agraris yang paling umum yang sangat


Gejala masyarakat perdesaan
Didalam masyarakat pedesaan kita mengenal berbagai macam gejala, khususnya tentang perbedaan pendapat atau paham yang sebenarnya hal ini merupakan sebab-sebab bahwa di dalam masyarakat pedesaan penuh dengan ketegangan –ketegangan sosial. Gejala-gejala sosial yang sering diistilahkan dengan :
Konflik
Kontraversi
Kompetisi


 Sumber :
http://organisasi.org/pengertian-masyarakat-unsur-dan-kriteria-masyarakat-dalam-
kehidupan-     sosial-antar-manusia
http://www.scribd.com/doc/42585724/MASYARAKAT-PEDESAAN-DAN-MASYARAKAT-
PERKOTAAN
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/mkdu_isd/bab7-   masyarakat_pedesaan_dan_masyarakat_perkotaan.pdf
http://id.wikipedia.org
http://www.gudangmateri.com